Kajian Bulanan LTH: Kunci Tenang Hadapi Urusan Dunia, Fokus pada Ikhtiar dan Akhirat



Kajian Bulanan LTH: Kunci Tenang Hadapi Urusan Dunia, Fokus pada Ikhtiar dan Akhirat
Suasana sejuk dan khidmat menyelimuti Aula Pondok Pesantren BPPI Bojong, Bandung, pada Rabu pagi, 10 September 2025. Ratusan jamaah dari berbagai kalangan, mulai dari jamaah internal pesantren, Jama'ah BKSWI Kota Bandung, Jama'atul Hujajah Kota Bandung, hingga jamaah binaan ponpes, berkumpul untuk mengikuti Kajian Bulanan yang sudah menjadi agenda rutin.
Acara yang diselenggarakan atas kolaborasi Yayasan Kartijah Firdaus Pondok Pesantren BPPI dengan Lumbung Tour Haramain ini menghadirkan H. Asep Dadan Wildan, M.A. sebagai penceramah. Beliau, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kartijah Firdaus sekaligus General Manager Lumbung Tour Haramain, membawakan sebuah tema yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari: bagaimana menemukan ketenangan di tengah berbagai urusan duniawi.
Fokus pada Ikhtiar, Bukan Mencemaskan Wilayah-Nya
Sebuah pertanyaan reflektif dilontarkan oleh H. Asep Dadan Wildan kepada para jamaah. Mengapa seringkali hati terasa cemas, gelisah, bahkan pucat saat dihadapkan pada urusan dunia seperti cicilan atau tagihan? Jawabannya, menurut beliau, terletak pada orientasi hati kita.
"Kalau orientasinya akhirat, Ibu-ibu sekalian, itu perkara dunia lewat," ujarnya membuka tausiah. Beliau mengingatkan bahwa rasa takut dan sedih yang berlebihan seringkali muncul karena kita tanpa sadar terlalu jauh masuk ke "wilayah Allah", yaitu urusan rezeki.
Padahal, wilayah manusia sesungguhnya adalah berusaha atau berikhtiar. "Rezeki mah itu wilayah Allah. Wilayah kita mah apa wilayahnya? Ikhtiar," tegasnya.
Lebih dalam lagi, beliau mengutip sebuah buku berbahasa Arab yang pernah dibacanya, Wada'an lil Khaufi wal Hazan, yang artinya "Selamat Tinggal Rasa Cemas dan Sedih". Ketenangan sejati, menurutnya, baru bisa diraih ketika kita memposisikan diri dengan benar. Manusia diperintahkan untuk berusaha, sementara urusan hasil dan jaminan rezeki adalah hak prerogatif Allah SWT.
Rezeki Cukup untuk Kebutuhan, Bukan Keinginan
Salah satu poin penting yang menjadi sorotan dalam kajian ini adalah perbedaan mendasar antara kebutuhan dan keinginan. H. Asep Dadan Wildan menekankan bahwa kecemasan seringkali muncul saat kita mencampuradukkan rezeki dengan keinginan yang tak terbatas.
"Pada dasarnya, rezeki itu cukup untuk kebutuhan kita, bukan untuk keinginan kita," jelasnya. Ketika rezeki diukur dengan standar keinginan—seperti ingin memiliki barang-barang mewah—maka ia akan selalu terasa kurang. Namun, jika dikembalikan pada esensinya untuk memenuhi kebutuhan hidup, janji Allah tentang kecukupan rezeki itu pasti adanya.
Sinergi Dakwah dan Pelayanan Jamaah
Kajian Bulanan ini bukan sekadar acara rutin, melainkan wujud nyata dari sinergi antara dakwah dan pelayanan umat. Sebagai entitas yang bergerak di bidang pelayanan perjalanan ibadah, Lumbung Tour Haramain memandang pembinaan spiritual sebagai bagian tak terpisahkan dari misinya.
Acara ini menjadi bukti komitmen LTH dalam mengamalkan salah satu nilai intinya, yaitu Pendampingan Edukatif. Tujuannya adalah untuk terus membekali dan menjaga ruh spiritual para jamaah, bahkan jauh sebelum atau sesudah mereka berangkat ke Tanah Suci. Kehadiran berbagai kelompok jamaah juga mempererat tali silaturahmi dan ukhuwah, menjadikan semua yang hadir sebagai bagian dari keluarga besar.
Kajian yang berlangsung selama satu jam ini ditutup dengan kesimpulan yang menenangkan. Sebuah pengingat bahwa untuk meraih ibadah yang khusyuk dan mabrur, hati perlu ditata terlebih dahulu. Dengan menyerahkan segala kekhawatiran dunia kepada Pemiliknya dan fokus pada apa yang menjadi wilayah kita—yaitu ikhtiar—maka ketenangan akan lebih mudah diraih. Persis seperti motto LTH, ketenangan adalah langkah awal "Kenyamanan Menuju Kemabruran".
